
Recall sebentar, sebenarnya aku lupa kapan momen aku mulai terbuka nonton film Indonesia? Yang paling ingat aku nonton film Indonesia pertama kali di bioskop itu film Gundala. Kalo gak salah mungkin di momen nonton Agak Laen lah kayaknya, melihat sebuah PH Imajinari yang bisa film mantap juga. Jujur aku memandang sebelah mata film Indonesia awalnya.
Mungkin setelah itu, at least benar 1 tahun yang lalu nonton Agak Laen, kemudian hiatus cosplay dan mulai aktif menonton film, membuat akun letterboxd. Akhirnya aku mulai nonton beberapa film indo yang di review sangat menarik di internet.

Kemudian naik tweet dari akun Habis Nonton Film di twitter, karena up-nya film jumbo dengan buzzer gratisannya. Mereka mention film digambar diatas juga yang banyak yang ngehype sampai sangat populer di Indonesia. Jadi hari ini nonton Home Sweet Loan, YA ALLAH BAGUS KALI!!!
Pokoknya struggle kali emang jadi sandwich gen sama yang ngecarry orang rumah plus cerita dan ironinya pas simulasi kredit, save duit, catat pengeluaran kena kali ke aku. Apalagi seorang pejuang rupiah juga ya kan? Belum lagi cerita teman yang rumah di Jakarta emang gak ngotak di harga atau gak ya gak banget lokasi atau fasilitasnya.
Di Home Sweet Loan juga kena kali pas momen cari dan survey rumah buat aku yang seorang penjual rumah subsidi dan komersil disin. Ada isu kereta api lah, isu ular lah, isu air kotor lah wkwkwk sumpah relate kali meski harga rumah disini ga setinggi di Jakarta. Tapi tetap aja harga property MAHAL KALI!! Semua salah pemerintah pokoknya ya kan. Aku juga ngeliat perumahan subsidi itu menguntungkan developer juga, berapa lah benefit yang didapatkan ke konsumen.

Pokoknya bintang 5 lah Home Sweet Loan di letterboxd naramadi. Semoga sehat sehat pejuang rupiah, nabung gaji, berhemat untuk bisa beli rumah. Sad juga sih Kaluna juga akhirnya di ending ga digambarkan momen dia punya rumah sendiri dan hanya berakhir dilamar Danan.
Cihuyy